"Sebab dukacita
menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang
tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan
kematian."
2 Korintus 7:10
Perjalanan hidup kita adalah bak sebuah proses.
Seperti sebuah benda yang begitu indah dan berharga mahal, tidak ada yang
dihasilkan secara kebetulan. Semuanya dihasilkan melalui suatu proses yang tidak
mudah: diolah, diremukkan, dibentuk. Begitu pula kita yang harus melewati
berbagai tekanan, kesulitan, masalah dan juga penderitaan, yang kesemuanya itu
membawa kita kepada dukacita. Namun bila kita mampu menguasai diri dan
me-manage-nya dengan baik, serta membiarkan tangan Tuhan bekerja dalam hidup
kita, kehidupan kita akan menjadi luar biasa dan berbeda. Tuhan tidak
menghendaki kita bersedih atau berduka karena masalah yang ada. Justru Dia ingin
memakai dukacita yang kita alami ini sebagai sarana membawa kita pada sebuah
kehidupan yang lebih baik lagi. Maka dari itu firmanNya mengatakan:
"Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." (Matius
5:4). Tidak semua bentuk dukacita dapat membawa kebaikan; hanya ketika membawa
dukacita itu kepada Tuhan, maka dukacita itu akan menjadi kebaikan bagi kita.
Lalu, dukacita yang bagaimanakah yang dapat membawa kebaikan dan menjadikan kita
diberkati? Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang Farisi dan
pemungut cukai (baca Lukas 18:10-14). Kita bisa melihat perbedaan sikap hati di
antara keduanya. Pemungut cukai sangat berdukacita atas dosa-dosa yang telah ia
perbuat; ia merasa hina dan tidak layak menghadap Tuhan. Itulah sebabnya
"...pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke
langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang
berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang
yang dibenarkan Allah dan orang lain itu (orang Farisi - red.) tidak." (Lukas
18:13-14).
Tanpa adanya perasaan dukacita dan penyelesalan tidak akan pernah ada
pertobatan. Dan tanpa pertobatan kita pun tidak akan pernah menerima anugerah
pengampunan dan kasih karunia dari Tuhan.
Pemungut cukai disebut sebagai orang
yang berbahagia, karena dukacitanya atas dosa membawanya mengalami pengampunan
dan pembenaran oleh Tuhan.
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup,
0 Komentar